| | | |
DEFINISI TAUHID Secara bahasa, tauhid berarti mengesakan atau menunggalkan. 1. Mengesakan Alloh swt sebagai satu-satunya Robb. Alloh swt berfirman: "Sesungguhnya Robb kalian adalah Alloh yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutup malam dengan siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ketahuilah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Alloh. Maha suci Alloh, Robb semesta alam.” [QS. al-A’raf (7): 54]
Ibadah dengan segala bentuknya seperti sholat, berdoa, bertawakal, takut, mengharap, berkurban dan lain sebagainya hanya boleh ditujukan kepada Alloh swt .
“Dan Kami tidak mengutus seorang rosul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: ‘Bahwasanya tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku’.” [QS. al-Anbiya’ (21): 25]
“Dialah Alloh Yang tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui perkara yang ghoib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dia-lah Alloh Yang tiada ilah (yang berhak disembah) selain Dia, Maha Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Maha Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Memiliki segala keagungan, Maha Suci Alloh dari apa yang mereka persekutukan. Dia-lah Alloh Yang Maha Menciptakan, Yang Maha Mengadakan, Yang Maha Membentuk rupa, Yang Maha Mempunyai nama-nama yang paling baik. Senantiasa bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [QS. al-Hasyr (59): 22-24] “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” [QS. asy-Syuro (42): 11] |
| | | |
KEDUDUKAN TAUHID Tentang keagungan dan keutamaannya yang besar, dapat kita selami dari penjelasan berikut:
“Sekiranya ada di langit dan di bumi ilah-ilah selain Alloh, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Alloh yang mempunyai ‘arsy (singgasana) dari apa yang mereka sifatkan.” [QS. al-Anbiyâ’ (21): 22] 3. Siapa yang berbuat syirik dan meninggalkan tauhid, maka akan kekal di neraka. “Sesungguhnya siapa yang mempersekutukan sesuatu dengan Alloh, niscaya Alloh mengharamkan baginya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zolim itu seorang penolong pun.” [QS. al-Mâ’idah (5): 72] 4. Alloh swt tidak mengampuni dosa syirik, bila pelakunya mati sebelum bertaubat. “Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutu-kan Alloh, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” [QS. an-Nisâ’ (4): 48] 5. Siapa yang memegang tauhid dan tidak berbuat syirik, pada akhirnya akan masuk surga, sebesar apapun dosanya. “Seorang laki-laki dari umatku dipanggil di hadapan para makhluk pada hari kiamat. Kemudian ditampakkan kepadanya sembilan puluh sembilan lembar catatan (amal perbuatan). Setiap lembarnya sejauh mata memandang. Kemudian dikatakan padanya: ‘Apakah engkau mengingkari ini?’. Ia berkata: ‘Tidak, wahai Robb!’. Lalu dikatakan: ‘Apakah engkau memiliki suatu kebaikan?’. Maka laki-laki itupun tertunduk karena haibah (keagungan Alloh) sambil berkata: ‘Tidak wahai Robb!’. Maka dikatakan: ‘Tidak demikian. Karena engkau masih memiliki kebaikan di sisi Kami, dan kamu tidak akan dizolimi!’. Maka dikeluarkan untuknya sebuah bithoqoh (kartu amal) yang di dalamnya ada kesaksian ‘Asyhadu an Lâ Ilâha illalloh wa Asyhadu anna Muhammadar Rosûlulloh . Maka orang itu berkata: ‘Wahai Robbku, apakah artinya bhitoqoh seperti ini?’. Maka dikatakan kepadanya: ‘Kamu pada hari ini tidak akan dizolimi.’ Kemudian sembilan puluh sembilan lembar catatan tersebut diletakkan dalam satu sisi timbangan dan dalam sisi yang lain, maka bhitoqoh itupun lebih berat.” (HR. Tirmidzi dan Hâkim) 6. Tauhid merupakan sebab utama terhapusnya dosa-dosa. Dalam hadits Qudsi, Alloh swt berfirman: 7. Barangsiapa yang tauhidnya tidak tercemar dengan kesyirikan sedikitpun maka dia termasuk orang-orang yang mendapat hidayah dan keamanan dari Alloh swt. Alloh swt berfirman: 8. Tauhid adalah hak Alloh swt yang paling besar.
“Wahai Muadz, tahukah engkau, apakah hak Alloh atas para hamba-Nya dan apa hak para hamba atas Alloh?' Maka Mu’adz menjawab: ‘Alloh dan Rosul-Nya yang lebih tahu.’ Lalu beliau bersabda: ‘Hak Alloh atas para hamba-Nya adalah hendaknya mereka menyembah kepada-Nya semata dan tidak menyekutukan-Nya, sedangkan hak para hamba terhadap Alloh adalah bahwa Dia tidak akan menyiksa siapa saja yang tidak menyekutukan-Nya’.” (HR. Bukhori dan Muslim) Alloh swt berfirman: "Dan sungguhnya Kami telah mengutus rosul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Alloh (saja), dan jauhilah Thoghut itu’...” [QS. an-Nahl (16): 36] Tentang Nabi Nuh as Alloh swt berfirman: |
| | | |
LAWAN TAUHID ADALAH SYIRIK
atau mengeluarkan mereka dari kesulitan. B. Ancaman bagi Pelaku Syirik.
2. Syirik adalah kesesatan dan kezholiman yang paling besar. 3. Siapa yang berbuat syirik dan tidak bertaubat sampai meninggalnya maka Alloh swt sekali-kali tidak akan mengampuni dosanya. 4. Siapa yang berbuat syirik dan tidak bertaubat sampai meninggalnya maka ia akan kekal di neraka jahannam. Rosululloh saw bersabda: 5. Syirik akbar (besar) menghalalkan darah dan harta seseorang.
6. Barangsiapa berbuat syirik, maka seolah-olah dia terjatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau dibawa angin ke suatu jurang yang dalam. 7. Barangsiapa yang berbuat syirik maka ia akan dikuasai oleh setan. 8. Alloh tidak akan menerima alasan berbuat syirik karena mengikuti tradisi orang-orang tua terdahulu (nenek moyang). C. Macam-macam Syirik. - Syirik akbar mengeluarkan pelakunya dari Islam, sedangkan syirik ashghor tidak sampai mengeluarkan pelakunya dari Islam. |
| | | |
CONTOH BENTUK KESYIRIKAN YANG WAJIB DI JAUHI SEJAUH-JAUHNYA Di antara contoh bentuk-bentuk kesyirikan, baik berupa ucapan maupun perbuatan yang wajib dijauhi sejauh-jauhnya adalah: Sihir dengan segala bentuknya, seperti: pelet, santet, tenung, mahabbah (pengasih) dan lain sebagainya, termasuk perbuatan syirik karena para pelakunya tidak akan dapat melancarkan sihirnya kecuali dengan pertolongan setan. Mereka akan ditolong oleh setan setelah mereka mempersembahkan suatu bentuk peribadatan atau melakukan suatu kekufuran seperti membaca mantar-mantra kufur, menyembelih hewan persembahan, meletakkan al-Qur'an di tempat yang najis, dan sebagainya. 2. Memohon kekayaan, jodoh atau yang lainnya dari selain Alloh swt, baik secara langsung maupun melalui dukun atau paranormal. 3. Mempercayai ramalan. Di kalangan masyarakat Jawa sangat terkenal sekali ramalan Joyoboyo. Tidak sedikit orang yang percaya penuh dengan ramalan tersebut. Di samping itu ada pula ramalan bintang (zodiak) dan ramalan berdasarkan garis atau guratan tangan. Sebagian lagi percaya dengan buku-buku Primbon, seperti Primbon Jawa dan sebagainya. Kepercayaan seperti ini termasuk syirik, karena menyandarkan ilmu ghoib kepada selain Alloh swt. Padahal hanya Alloh swt sajalah yang mengetahui semua perkara ghoib. "Sesungguhnya hanya pada sisi Alloh saja-lah ilmu tentang hari kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, serta mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan didapati besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui lagi Maha dalam ilmu-Nya." [QS. Luqman (31): 34] 4. Pengobatan alternatif dengan menggunakan bantuan jin. Pengobatan yang dibenarkan dalam Islam hanya dengan dua cara yaitu: Adapun pengobatan dengan cara-cara aneh selain dengan dua cara di atas tidak dibenarkan dan termasuk perbuatan syirik. Cara-cara aneh itu seperti memindahkan penyakit dari manusia ke hewan atau membaca mantra-mantra aneh yang tidak jelas maknanya atau menulis mantra di kulit telur, atau pengobatan jarak jauh, dan cara-cara aneh lainnya. Cara-cara tersebut sangat dilarang dalam Islam meskipun para dukun yang melakukannya mengaku bahwa pengobatan tersebut menggunakan tenaga dalam murni atau pengobatan alternatif atau digali dari al-Qur'an dan kedok-kedok lainnya. Dewasa ini pengobatan alternatif banyak ditampilkan di layar televisi dan diiklankan di media massa serta tidak sedikit orang yang terkecoh dengannya. 5. Jampi-jampi syirik. Yaitu jampi yang bukan dari ayat-ayat al-Qur'an atau doa-doa yang diajarkan oleh Rosululloh saw. Membaca atau mengucapkan jampi-jampi (mantra-mantra) yang mengandung kesyirikan atau pengagungan kepada raja jin, atau permohonan kepada selain Alloh swt termasuk perbuatan syirik. 6. Menyembelih hewan persembahan sebagai tumbal. Sebagian orang ada yang menyembelih kerbau atau hewan lain ketika hendak membangun rumah, lalu kepala kerbau tersebut ditanam di tanah. Sebagian lagi mempersembahkan tumbal kepada tempat-tempat tertentu untuk mendapatkan kekayaan (pesugihan). Sebagian lagi memenuhi permintaan dukun yang mensyaratkan hewan dengan sifat-sifat tertentu seperti ayam hitam atau yang lainnya untuk disembelih dengan tidak menyebut nama Alloh swt. Semua perbuatan itu termasuk syirik, karena menyembelih hewan untuk persembahan adalah ibadah dan tidak boleh ditujukan kepada selain Alloh swt.
7. Ruwatan Ruwatan adalah suatu ritual khusus untuk menjaga kesalamatan seseorang dari bahaya jin yang sering disebut Bethara Kala. Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, ada orang-orang tertentu yang memiliki tanda-tanda kesialan diantaranya: anak tunggal laki-laki, anak tunggal perempuan, dua bersaudara laki-laki dan perempuan, dua bersaudara laki-laki, dua bersaudara perempuan, lima bersaudara laki-laki (pendawa), lima bersaudara perempuan (ngayomi), dan anak yang lahir pada saat matahari terbenam (julung wangi) atau ketika matahari tepat di atas kepala (pangayam ayam). Dipercaya bahwa orang-orang tersebut jika tidak diruwat, maka suatu saat akan tertimpa sial. Semua bentuk kesialan yang menimpa mereka itu disebabkan oleh sosok Bethara Kala. Bethara Kala adalah Butha (jin) yang suka memangsa orang-orang yang mempunya ciri-ciri khusus seperti tersebut di atas. 8. Memakai jimat Bisa berupa secarik kertas yang bertuliskan beberapa huruf terputus-putus atau sebundel kain atau benda-benda pusaka seperti keris atau benda apa saja yang dipakai dengan keyakinan bisa menolak bencana atau menjaga seseorang. (( إِنَّ الرُّقَى وَالتَّماَئِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ )) 9. Mempersembahkan segala bentuk sesajen kepada makhluk Sesajen itu bisa berupa dupa atau kemenyan, tumbal (binatang maupun manusia), makanan, bunga-bunga dan lain sebagainya. 10. Selamatan untuk Dewi Sri. Sebagian masyarakat dari kalangan petani seringkali mengadakan ritual khusus ketika akan melakukan kegiatan turun ke sawah dalam rangka tanam padi, panen dan penyimpanan hasil panen. Ritual ini sering diistilahkan dengan selamatan. Tujuannya adalah untuk keselamatan sawah mereka dari serangan hama, tikus, kekurangan air atau banjir. Alloh swt berfirman: "Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang berdoa kepada selain Alloh, yang tidak dapat memperkenankan (do'a-nya) sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) do'a mereka." [QS. al-Ahqaf (46): 5] 11. Mempersembahkan sesajen ketika membangun rumah Bentuknya bermacam-macam. Yang paling umum adalah mengikatkan setandan pisang, buah kelapa dan beberapa bulir padi di atas palang kayu di puncak rumah yang sedang dibangun. Ada juga yang mengikatkan secarik kain berwarna merah putih di puncak rumah. Perbuatan ini masuk dalam kategori syirik karena hakekat dari tradisi tersebut tidak lain adalah memohon keselamatan dan perlindungan kepada selain Alloh swt. Sesajen yang dipersembahkan ketika hendak membangun rumah itu sebenarnya ditujukan kepada jin-jin -menurut mereka- menguasai wilayah tersebut. 12. Mengeramatkan kuburan Biasanya yang dikeramatkan adalah kuburan para wali atau orang-orang soleh. Sebagian orang meyakini bahwa orang soleh yang telah dimakamkan di situ masih dapat memberikan karomahnya kepada orang-orang yang memintanya. Oleh karena itu, mereka datang ke kuburannya untuk mengharapkan keberkahan atau karomahnya. Ada yang mengharapkan anak, rizki, kesembuhan dari penyakit, dan lain-lain yang tidak boleh diminta kecuali kepada Alloh swt. Perbuatan semacam ini adalah syirik, karena ia memohon kepada selain Alloh swt akan hal-hal yang tidak mampu memberikannya kecuali Alloh swt. 13. Berdoa kepada Alloh swt melalui perantara orang yang telah mati Sebagian orang ada yang berdoa kepada Alloh swt dengan kata-kata seperti ini: "Wahai Syaikh 'Abdul Qodir al Jailani, wahai waliyulloh, aku memohon syafa‘atmu di sisi Alloh swt agar Dia berkenan menyembuhkan penyakitku."
Sebagian orang ada yang memanjatkan istighotsah (permohonan bantuan) kepada Nabi atau kepada orang-orang sholeh. 15. Mempercayai atau memohon kepada khodam (pelayan) ghoib. Sebagian orang ada yang mengamalkan wirid-wirid tertentu dengan tujuan mengundang khodam ghoib yang bisa dimintai pertolongannya. Sebenarnya apa yang mereka sebut dengan khodam itu tidak lain adalah jin. Sedangkan wirid yang mereka baca itu adalah wirid bid’ah yang tidak diajarkan oleh Rosululloh saw. Allah swt Berfirman : 16. Ilmu kekebalan tubuh. 17. Pesugihan, yaitu membuat usaha seseorang menjadi maju atau dagangannya menjadi laris dengan bantuan dukun. 18. Memasang susuk untuk kecantikan atau kewibawaan atau untuk menambah percaya diri (PD). |
|
| |||
| | | | |
SYIRIK ASHGOR (KECIL) Syirik Ashghor atau Kecil adalah syirik yang tidak mengeluarkan seseorang (pelakunya) dari Islam, akan tetapi mengurangi tauhid dan membahayakannya serta diancam dengan siksa yang pedih di akhirat kelak. Di antara bentuk-bentuk syirik ashghor tersebut ialah:
(Pertama) Orang yang mati syahid. Dia didatangkan ke pengadilan akhirat, lalu diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmat Alloh maka dia pun mengakuinya. Alloh bertanya kepadanya, 'Apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat itu?' Dia menjawab, 'Aku berperang karena Engkau hingga syahid'. Alloh menjawab, 'Engkau berdusta. Sebenarnya engkau berperang supaya orang-orang mengatakan: 'Dia adalah seorang pemberani.' Dan memang begitulah yang dikatakan orang tentang dirimu.' Kemudian Alloh memerintahkan agar orang itu diseret di atas wajahnya dan dilemparkan ke dalam neraka. (Kedua) Seseorang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta menghafal al-Qur'an. Dia didatangkan ke pengadilan akhirat, lalu diperlihatkan nikmat-nikmat Alloh kepadanya. Maka dia pun mengakuinya. Alloh bertanya, 'Apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat itu?' Dia menjawab, 'Aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya karena-Mu serta aku menghafal al-Qur'an karena-Mu. Alloh berfirman, 'Engkau berdusta. Sebenarnya engkau mempelajari ilmu agar orang-orang mengatakan: 'dia adalah orang yang berilmu' dan engkau menghafal al-Qur'an agar orang-orang mengatakan: 'Dia adalah seorang qari' (penghafal al-Qur'an)'. Dan memang begitulah yang dikatakan orang tentang dirimu.' Kemudian Alloh memerintahkan agar orang itu diseret di atas wajahnya dan dilemparkan ke dalam neraka. (Ketiga) Orang yang diberi kelapangan rizki oleh Alloh dan berbagai macam harta. Lalu dia didatangkan ke pengadilan dan diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmat Alloh. Maka dia pun mengakuinya. Alloh bertanya, 'Apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat itu?' Dia menjawab, 'Aku tidak meninggalkan satu jalan pun yang Engkau suka agar harta dibelanjakan di jalan itu, melainkan aku belanjakan hartaku di jalan itu karena-Mu'. Alloh berfirman, 'Engkau dusta. Sebenarnya engkau melakukan hal itu agar orang-orang mengatakan: 'Dia seorang pemurah'. Dan memang begitulah yang dikatakan orang tentang dirimu.' Kemudian Alloh memerintahkan agar orang itu diseret di atas wajahnya dan dilemparkan ke dalam neraka. " (HR. Muslim, Nasa'i, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban) 2. Bersumpah atas nama selain Alloh swt.
"Aku bersumpah atas nama Alloh padahal berdusta lebih aku sukai daripada bersumpah atas nama selain-Nya meskipun jujur." Hal ini karena bersumpah atas nama Alloh padahal berdusta termasuk dosa besar, sedangkan bersumpah atas nama selain Alloh meskipun jujur termasuk syirik yang dosanya lebih besar dari yang pertama. 3. Ucapan seseorang: "Kalau bukan karena anu tentu kita akan celaka". "Maka janganlah kalian mengadakan tandingan bagi Alloh padahal kalian mengetahui." [QS. al-Baqarah (2): 22] "Ia adalah syirik yang lebih lembut dari rambatan seekor semut di atas batu hitam di malam yang kelam, yaitu jika engkau berkata, 'Demi Alloh dan demi kehidupanmu wahai fulan dan demi kehidupanku.' Atau engkau berkata, 'Kalau bukan karena anjing ini tentulah kita kedatangan pencuri', atau 'Kalau bukan karena angsa yang ada di rumah ini tentulah kita kedatangan pencuri.'" 4. Ucapan seseorang: "Masya Alloh wa syi'ta" (kehendak Alloh dan kehendakmu) Seorang Yahudi pernah datang kepada Nabi saw lalu berkata, "Kalian ini berbuat syirik, kalian mengatakan masya Alloh wa syi'ta dan juga kalian mengatakan demi Ka'bah." Maka Nabi pun menyuruh kaum muslimin jika ingin bersumpah supaya mengucapkan, "Demi Robb Ka'bah" dan agar mengucapkan "Masya Alloh tsumma syi'ta" (atas kehendak Alloh kemudian kehendakmu)." (HR. Ahmad dan Nasa'i) (( أَجَعَلْتَنِيْ ِللهِ نِدًّا؟ قُلْ مَاشَاءَ اللهُ وَحْدَهُ )) 5. Mengharapkan dunia dengan amal solehnya. Ini termasuk syirik dalam niat dan tujuan. Orang yang melakukannya terancam dengan siksa neraka dan terhapusnya pahala amal solehnya. Alloh swt berfirman: "Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan amal-amal mereka di dunia dengan sempurna sementara mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Mereka itulah orang-orang yang tidak memperoleh sesuatu di akhirat selain neraka dan gugurlah amal-amal yang telah mereka usahakan di dunia serta sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan." [QS. Hud (11): 15-16] Doa penawar syirik khofi (yang tersembunyi) Ikhlas adalah taklif (pembebanan) dari Alloh swt, dan Alloh swt tidak akan membebani seseorang dengan sesuatu yang di luar kemampuannya. Maka kewajiban seorang muslim adalah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan keikhlasan dalam setiap amalnya. Kemudian setelah itu dia memohon ampun kepada Alloh swt jika seandainya dalam amal-amalnya itu masih tersusupi riya'. Oleh karena itu, Rosululloh saw mengajarkan kepada umatnya untuk berlindung kepada Alloh swt dari syirik yang kita ketahui, dan memohon ampun dari syirik yang tidak kita ketahui. Dari Abu Musa al-'Asy'ari ia berkata bahwa Rosululloh saw bersabda, "Wahai sekalian manusia, waspadalah terhadap syirik, sesungguhnya ia lebih tersembunyi daripada rambatan seekor semut." Salah seorang sahabat berkata, 'Wahai Rosululloh, bagaimana kita bisa menghindarinya padahal ia lebih tersembunyi daripada rambatan seekor semut,?' maka Beliau saw bersabda, 'Katakanlah: (( اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ )) "Ya Alloh, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan Engkau sedang aku mengetahuinya, dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap apa yang tidak aku ketahui." (HR. Ahmad) |
KISAH-KISAH KETELADANAN Betapa kuatnya para sohabat dalam memegang tauhid dengan sangat teguh, kita dapat melihat dari beberapa kisah berikut:
Setelah melihat bukti-bukti kenabian Musa as yang jelas, para tukang sihir Fir'aun pun beriman kepada Musa as.
Para tukang sihir itu juga berkata,
( اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَطَعْتُكَ فِيْ أَحَبِّ اْلأَشْياَءِ إِلَيْكَ وَهُوَ التَّوْحِيْدُ، وَلَمْ أَعْصِكَ فِيْ أَبْغَضِ اْلأَشْياَءِ إِلَيْكَ وَهُوَ الْكُفْرُ، فاَغْفِرْلِيْ ماَ بَيْنَهُماَ ) "Ya Alloh, sesungguhnya aku telah mentaati-Mu dalam perkara yang paling Engkau cintai yaitu tauhid, dan aku tidak mendurhakai-Mu dalam perkara yang paling Engkau benci yaitu kufur, maka ampunilah apa-apa yang ada di antara keduanya."
Renungkanlah firman Alloh swt berikut: Ibnu Abbas ra menafsirkan firman Alloh swt di atas: |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar